Selamat Malam
dalam bahasan kali ini saya akan membahas tentang Berbagai Peristiwa pemberontakan di Indonesia. dimulai dari Pemberontakan PKI di Madiun sampai dengan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) diberbagai daerah dan pemberontakan G30S PKI.
1. Pemberontakan PKI di Madiun
A. Latar Belakang
Setelah penandatanganan persetujuan renville, timbul pro dan kontra terhadap persetujuan tersebut. pada waktu itu, Partai Masyumi dan PNI menarik diri dari kabinet. Masyumi dan PNI adalah 2 partai besar pendukung kabinet yang dipimpin oleh Amir Syarifuddin. Akbitnya, kabinet Amir Syarifuudin jatuh.
Kabinet baru pun dibentuk dengan Mohammad Hatta sebagai Perdana Menteri. Akan tetapi, partai-partai yang berhaluan sosialis-komunis tidak ikut dalam kabinet yang baru tersebut. Akibatnya, terjadilah pertentangan dengan yang makin tajam antara kelompok sosialis-Komunis dan pendukung kabinet Hatta.
Amir Syarifuddin menetang Politik pemerintah. ia mendirikan Front Demokrasi Rakyat (FDR). Front Demokrasi Rakyat ini terdiri dari organisasi - organisasi ekstrem kiri. mereka melancarkan propaganda antipemirintah, melakukan pemogokan dan pengacauan.
B. Terjadinya Pemberontakan PKI.
Golongan anti-pemerintah semakin kuat setelah Muso kembali dari Rusia. mereka berpendapat bahwa pimpinan nasional harus dikendalikan PKI. Gerakan Anti-pemerintah memuncak dengan pecahnya pemberontakan PKI di Madiun.
Melalui Pemberontakan PKI di Madiun, PKI sebenarnya berusaha merebut kekuasaan dan menjadikan Republik Indonesia sebagai negara komunis. Rencana perebutan kekuasaaan diawali dengan demonstrasi, penculikan dan pembunahan tokoh- tokoh yang dianggap musuh di kota Solo. selain itu, kesatian - kesatuan TNI saling Diadu. pada tanggal 11 September 1948, terjadi bentrokan antara pasukan pro pemerintah (Divisi Siliwangi) dengan Pasukan Pro PKI (Divisi IV). untuk mengatasi keadaan, pemerintah mengangkat Kolonel Gatot Subroto sebagai Gubernur Militer Surakarta dan sekitarnya (Semarang, Pati, dan Madiun).
Pada tanggal 18 September 1948, PKI dapat menguasai daerah Madiun dan sekitarnya. Pada tanggal 19 September 1948, PKI Mengumumkan pembentukan pemerintahan baru. Selain di Madiun, PKI mencapai tujuan politiknya, PKI tidak segan-segan menggunakan kekerasan dan kekejaman. Kekejaman yang dilakukan PKI bahkan diluar batas kemanusiaan. Semula lapisan masyarakat menjadi korban keganasan mereka.
Setelah PKI menguasai Madiun, Presiden Soekarno mengambil tindakan tegas terhadap para pemberontak. Para perwira yang terlibat dalam pemberontakan PKI di madiun dipecat. Ketegasan sikap Presiden Soekarno tersebut tampak dari bagian pidato yang ditunjukan kepada rakyat Indonesia Berikut ini.
"Rakyatku yang tercinta. Atas nama perjuangan untuk Indonesia Merdeka, aku berseru kepadamu: pada saat yang begini genting dimana engkau di mana engkau dan kita sekalian mengalami percobaan yang sebesar-besarnya dalam menentukan nasib kita sendiri, bagimu ada pilihan antara dua: ikut Muso dengan PKI-nya yang akan membawa bangkrutnya cita-cita Indonesia Merdeka, atau ikut Soekarno-Hatta, yang insya Allah dengan bantuan tuhan akan memimpin Negara RI kita ke Indonesia yang merdeka, tidak dijajah oleh negeri apapun juga".
Operasi penumpasan Pemberontakan PKI Madiun berakhir pada awal bulan Desember 1948. Operasi itu dilaksanakan oleh pasukan gabungan yang dipimpin Kolonel Gatot Subroto dari Jawa Tengah, Kolonel Sungkono dari Jawa Timur, dan Pasukan Divisi III Siliwangi di Jawa Barat. Muso tertembak dalam pengejaran di ponorogo, sedangkan Amir Syarifuddin tertangkap dan dihukum mati.
2. Pemberontakan DI/TII
Rongrongan terhadap keamanan dalam negeri juga dilakukan DI/TII. pemberontakan DI/TII merupakan suatu usaha untuk mendirikan negara Islam di Indonesia. Pemberontakan DI/TII terjadi di beberapa daerah di Indonesia, antara lain di Jawa Barat, di Jawa Tengah, di Aceh, di Kalimantan Selatan dan di Sulawesi Selatan.
- Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat
Gerakan DI/TII di Jawa Barat muncul pada waktu terjadi penarikan pasukan TNI dari wilayah yang diduduki Belanda ke wilayah RI sebagai akibat persetujuan Renville. Akan Tetapi, anggota Hizbullah dan Sabillillah tidak mengikuti ketentuan persetujuan Renville. Kedua laskar itu berada di bawah pengaruh Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo.
Semula, Kartosuwiryo ikut bergeriliya di daerah Jawa Barat. Ia Ingin mendirikan Negara Islam lepas dari Republik Indonesia. Untuk itu ia menghimpun orang - orang yang setia kepadanya dalam tentara Darul Islam. Pada tanggal 4 Agustus 1949 Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII).
Tindakan Kartosuwiryo itu membahayakan persatuan dan kesatuan nasional. Rakyat pun sanagt dirugikan karena Kartosuwiryo dan anggotanya melakukan teror, pembunuhan, pengrusakan dan pengambilan harta kekayaan penduduk secara paksa.
Penumpasan Gerakan DI/TII di Jawa Barat memakan waktu yang lama. Baru pada tahun 1960-an Divisi Siliwangi mulai melancarkan operasi secara sistematis dan besar-besaran. dengan dibantu rakyat dalam operasi "Pagar Betis" , pada tahun 1962 gerombolan DI/TII akhirnya dapat dihancurkan. Kartosuwiryo dapat ditangkap di Gunung Geber. Ia kemudian dihukum mati.
Sekian dulu pembahasan saya tentang peristiwa pemberotakan di Indonesia. semoga saya bisa melanjutkannya sampai G30S PKI. Semoga bermanfaat pembahasan saya. Saya Ucapkan terimakasih.
Wassalammualaikum, Wr.Wb
No comments :
Post a Comment