Thursday 26 May 2016

Pertempuran di Surabaya

Assalammualaikum, Wr. Wb
Selamat pengunjung Blog saya
Saya akan membahas tentang Pertwepuran di Surabaya. pada postingan ini memang sengaja di pisahkan dari post yang satunya, yaitu Berjuang Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia (Melalui Perjuangan Bersenjata)

- Pertempuran di Surabaya.
Kontak senjata yang terjadi di Surabaya antara pasukan Indonesia dan pasukan sekutu berkaitan dengan usaha perebutan kekuasaan dan senjata dari tangan Jepang  yang dimulai sejak tanggal 2 September 1945. Perebutan tersebut membangkitkan pergolakan yang kemudian berubah menjadi revolusi yang konfrontatif.

Pada tanggal 25 Oktober 1945, Brigade 49 yang dipimpin Brigjen A.W.S Mallaby mendarat di Surabaya. Mereka bertugas untuk melucuti serdadu Jepang dan membebaskan para interniran. Kedatangan Mallaby disambut oleh R.M.T.A. Suryo (Gubernur Jawa Timur). Dalam pertemuan itu dihasilkan beberapa kesepakatan, yaitu:
- Inggris berjanji bahwa di antara tentara Inggris tidak terdapat angkatan perang Belanda.
- Disetujui kerjasama antara kedua belah pihak untuk menjamin keamanan dan ketentraman.
- Akan segera dibentuk Contact Bureau (Biro Kontak) agar kerja sama dapat terlaksana sebaik-baiknya.
- Inggris hanya akan melucuti senjata Jepang.
Atas kesepakatan tersebut, maka Inggris diizinkan masuk kota Surabaya. Ternyata dalam praktiknya, Inggris tidak menepati janjinya. Pasukan Inggris justru berusaha menguasai Surabaya. Secara kronologis serangan Inggris terhadap Indonesia, antara lain:
- Tanggal 26 Oktober 1945, satu peleton Field Security Section dibawah pimpinan Kapten Shaw Menyerang sebuah penjara di kalisosok dan juga pusat-pusat penting lainnya, seperti pangkalan udara, kantor pos, dan gedung pemerintahan.
-Tanggal 27 Oktober 1945, pasukan Inggris menyebarkan pamflet-pamflet yang berisi perintah, agar rakyat Surabaya dan Jawa Timur menyerahkan senjata hasil rampasan dari Jepang. Dengan kejadian ini pihak Indonesia menginstruksikan kepada semua pemuda untuk siap siaga penuh menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi. Akhirnya terjadi juga kontak senjata antara pemuda Indonesia dan Inggris. Semua pemuda di seluruh kota menyerang Inggris dengan segala kemampuan.
- Tanggal 28 Oktober 1945, pemuda Indonesia menyerang pos-pos Sekutu di seluruh Surabaya.
- Pada tanggal 29 Oktober 1945, komando Sekutu menghubungi Presiden Soekarno untuk menyelamatkan pasukan Inggris agar tidak mengalami kehancuran total. Presiden Soekarno dan Jendral Mallaby mengadakan perundingan. Pertemuan itu menghasilkan dua kesepakatan yaitu penghentian kontak Senjata dan Keberadaan RI diakui oleh Inggris.
Cara  menghindari kontak senjata diatur sebagai berikut.

  • Surat - Surat selebaran yang disebarkan tidak berlaku lagi'
  • Kota Surabaya tidak dijaga oleh tentara Sekutu kecuali kamp-kamp tawanan.
  • TKR dan Polisi diakui oleh Sekutu
  • Tanjung Perak untuk sementara waktu diawasi bersama TKR, Polisi, dan tentara Sekutu untuk menyelesaikan penerimaan bantuan berupa obat-obatan untuk tawanan perang
- Tanggal 30 Oktober 1945, seluruh Biro Kontak menuju ke beberapa tempat
- Gencatan senjata tidak dihormati Sekutu. Dalam salah satu insiden yang belum pernah yang terungkap secara jelas, Brigjen Mallaby ditemukan meninggal.
- Tanggal 9 November 1945, pimpinan tentara Sekutu di Surabaya  mengeluarkan ultimatum kepada rakyat. Ultimatum dari pasukan sekutu tersebut pada pokoknya berisi :
  • Tuntutan pertanggungjawaban pihak Indonesia atas terbunuhnya Mallaby;
  • Instuksi yang menuntut agar semua pemimpin dan orang-orang Indonesia yang bersenjata harus melapor. Mereka harus meletakkan senjatanya di tempat-tempat yang telah ditentukan;
  • Mereka harus menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas
    Batas waktu ultimatum tersebut ialah jam 06.00 tanggal 10 November 1945.
- Ultimatum tersebut ditolak oleh para pemimpin dan rakyat Surabaya.
- Batas ultimatum akhirnya habis. Maka pecah pertempuran hebat antara pasukan Indonesia dan Inggris. Pertempuran sengit terjadi pada tanggal 10 November 1945. Pasukan Inggris yang dilengkapi dengan peralatan perang canggih menggempur para pejuang Indonesia
- Dalam pertempuran tidak seimbang yang berlangsung sampai awal bulan Desember 1945 itu telah gugur beribu-ribu pejuang.

Bung Tomo. dalam pertempuran yang tidak seimbang, Bung Tomo terus mengobarkan semangat rakyat supaya terus maju pantang mundur


Peristiwa di Surabaya merupakan gambaran keberanian dan kebulatan tekad bangsa Indonesia untuk membela tanah air dan  kemerdekaan. Sekarang peristiwa 10 November diabadikan sebagai Hari Pahlawan dan Tugu Pahlawan di tengah kota Surabaya melambangkan keberanian dan semangat juang bangsa Indonesia.


Artikel Yang lain :

- Macam-Macam Perangkat Lunak dan Fungsinya.
- Sejarah Internet
- G30SPKI

Friday 13 May 2016

Runtuhnya Pemerintahan Orde Baru

Assalammualaikum Wr. Wb
Selamat Siang Waktu Indonesia Barat
Pada tanggal 12 Mei 2016, kita semua mengingat tentang kejadian runtuhnya Pemerintahan Orde Baru. Disini Saya akan menjelaskan kenapa Pemerintahan Orde Baru bisa runtuh.
Langsung aja ke Pembahasannya.

Runtuhnya Pemerintahan Orde Baru.
Orde Baru yang muncul sebagai koreksi total terhadap Orde Lama ternyata hanya dalam ucapan. Dalam perjalanan waktu, ternyata selama Orde Baru berkuasa banyak terjadi penyimpangan yang membawa Indonesia ke dalam krisis multi dimensi.

A. Krisis Multi Dimensi
Runtuhnya pemerintahan Orde Baru pada bulan mei 1998 yang telah berkuasa selama 32 tahun terjadi karena krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997. Krisis tersebut mampu membuka semua kebobrokan praktik politik pemeritah Orde Baru, seperti Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN) yang telah dijalankan oleh para elite politik dan para konglomerat.uhnya

Keruntuhan Orde Baru yang ditandai pengunduran diri Presiden Soeharto tanggal 21 1998 dan tuntutan reformasi masyarakat disebabkan krisis multidimensional yang melanda negara Indonesia. Disebut Multidimensional karena krisis yang dihadapi menyangkut masalah ekonomi, moneter, (krismon), politik, kepemimpinan, peran militer, dan peran masyarakat.

Krisis ekonomi ditandai dengan jatuhnya nilai mata uang rupiah terhadap nilai mata uang dollar Amerika. Jatuhnya nilai rupiah diikuti oleh dengan melambungnya harga - harga kebutuhan pokok (sembako). Krisis Ekonomi ini berpengaruh besar terhadap terjadinya krisis politik

Krisis politik di Indonesia ditandai dengan munculnya ketidakpercaayan kaum intelektual terutama mahasiswa terhadap kepemimpinan Presiden Soeharto. Ketidakpercayaan juga ditunjukkan pada angkatan bersenjata yang menjadi pendukung utama Orde Baru dan dianggap menjadi bagian dari sumber krisis.

Krisis yang melanda Indonesia juga disebabkan berbagai praktik KKN yang telah lama dilakukan oleh rezim Orde Baru. Kolusi antara elit politik Orde Baru dan para pengusaha (Konglomerat) hanya menguntungkan elit politik dan pengusaha saja. Sebaliknya, rakyat hanya menerima akibat buruk dari praktik tersebut.

Korupsi yang dilakukan oleh para pejabat negara telah menguras sumber ekonomi negara sehingga uang yang seharusnya digunakan untuk kemakmuran rakyat tidak sampai pada sasarannya.

Adapun nepotisme adalah praktik penguasa yang lebih mementingkan anggota keluarga, kenalan atau golongannya untuk memperoleh jabatan serta kesempatan - kesempatan dalam dunia usaha.

B. Gerakan Reformasi
Penderitaan rakyat akibat krisis ekonomi ditanggapi oleh kelompok intelektual, khususnya para mahasiswa. Para mahasiswa mulai turun ke jalan. Tuntutan para mahasiswa adalah:

  • Pemerintah segera mengatasi krisis ekonomi
  • Menuntut pelaksanaan reformasi di segala bidang.
  • Menuntut dilaksanakannya sidang istimewa MPR.
  • Meminta pertanggungjawaban presiden.
Aksi Mahasiswa menuntut Presiden Soeharto mundur terjadi setelah peristiwa penembakan mahasiswa oleh aparat keamanan dan meninggalnya empat mahasiswa Trisakti-Jakarta pada tanggal 12 Mei 1998
Sejak peristiwa penembakan itu, ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dari seluruh Indonesia berdemonstrasi di berbagai kampus di Jakarta serta di Gedung DPR/MPR Jakarta. Puncak dari demonstrasi mahasiswa terjadi pada tanggal 19-21 Mei 1998 di depan gedung DPR/MPR sampai muncul pernyataanya Presiden Soeharto mundur dari jabatannya dan digantikan B.J Habibie.

Runtuhnya pemerintahan Orde Baru menyulut kerusuhan besar di Jakarta pada tanggal 14 Mei 1998. Kerusuhan itu merembet ke kota - kota besar lainnya seperti Solo, Surabaya, Medan, dan Padang. Ratusan bangunan dan kendaraan dihancurkan dan dibakar massa. Sebagian warga Tionghoa yang menjadi sasaran amuk kerusuhan. Kondisi pada waktu itu menjadi tidak menentu. Sementara itu, mahasiswa bersama rakyat yang berdemonstrasi di jalan - jalan sekitar gencar menuntut Presiden Soeharto mundur dari jabatannya.

C. Presiden Soeharto Mengundurkan Diri
Situasi Indonesia sudah tidak menentu. Presiden Soeharto mempersingkat kunjungannya di Mesir. Sejak tanggal 19 Mei 1998, ribuan mahasiswa menduduki gedung DPR/MPR. Tuntutan supaya Presiden Soeharto mundur dari kursi presiden semakin menguat. Menghadapi tuntutan itu, Presiden Soeharto mengadakan pertemuan dengan 9 tokoh masyarakat. Presiden Soeharto menyatakan akan me-reshuffle Kabinet Pembangunan VII Menjadi Kabinet Reformasi. Selain itu, akan dibentuk Komite Reformasi. Akan tetapi, para mahasiswa tetap menuntut Presiden Soeharto mundur dari jabatannya.

Pembentukan Kabinet Reformasi gagal karena banyak tokoh tidak mau menjadi menteri dalam Kabinet Reformasi. Akhirnya, pada tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto mengundurkan diri. Ia diganti oleh B.J. Habibie. Sumpah jabatan presiden baru dilaksanakan di Istana Merdeka pada saat itu juga. Peristiwa pengunduran diri Soeharto ini menandai berakhirnya masa pemerintahan Orde Baru yang berlangsung selama 32 tahun.

Tadi adalah pembahasan tentang runtuhnya Pemerintahan Orde Baru. Semoga pada Rezim Reformasi ini tidak akan ada lagi peristiwa yang seperti ini, mengganggu roda perekonomian, dan kerusuhan. Terimakasih